Nagekeo -Flores: Destinasi Pantai-Pantai Eksotis dan Keunikan Kampung Adat Kawa

tempatguru.com. Selamat datang di sorotan wisata Flores yang menampilkan keindahan tersembunyi Kabupaten Nagekeo. Flores tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kaya akan warisan budaya dan sejarah yang menarik. Dalam ulasan ini, kami menghadirkan keunikan Kampung Adat Kawa, Pulau Pasir Ri'i Ta'a, Pantai Ena Gera, dan Pesona Pantai Kota Jogo. Setiap destinasi menawarkan pengalaman tak terlupakan yang memberi kesempatan untuk menyaksikan kehidupan dan keindahan alam yang autentik. Temukan pesona eksotis yang disembunyikan di Kabupaten Nagekeo melalui ulasan ini!




Nagekeo Sekilas

Sagi atau etu adalah tinju tradisional yang dimainkan setelah pesta panen di nagekeo dan soa
Etu atau sagi, tinju tradisional yang dimainkan oleh kaum lelaki So'a (Ngada ) dan sebagian besar kampung tradisional Nagekeo
Sumber gambar: google.com 



Nagekeo adalah tetangga Kabupaten Ngada, yang terletak di sebelah timur. Secara kultural, kedua kabupaten ini memiliki banyak kesamaan dan dahulunya tergabung dalam satu kabupaten yang sama. Sejak tahun 2006, Nagekeo memisahkan diri dan akhirnya menjadi satu kabupaten sendiri.


Mbay adalah ibu kota Kabupaten Nagekeo ini. Dengan luas wilayah kurang lebih 9,75 km² dan jumlah penduduk sekitar 11.000 jiwa (berdasarkan data BPS tahun 2020). Dalam konteks wacana pembentukan Flores menjadi sebuah propinsi tersendiri, Mbay menjadi salah satu nomine karena beberapa pertimbangan; Wilayah yang luas yang mempermudah perluasan kota dan letaknya yang strategis di tengah-tengah Pulau Flores menjadikan Mbay sebagai rival terkuat bagi kota Maumere dalam pemilihan calon ibu kota Propinsi Flores.





Destinasi Pantai-Pantai Eksotis dan Keunikan Kampung Adat Kawa



Sebetulnya Nagekeo memiliki banyak tempat wisata. Namun di sini, kami hanya akan memperkenalkan empat ( 4 ), objek wisata. Sisanya bisa Anda telusuri sendiri ketika berada di Nagekeo bila Anda berwisata ke sana.


Harapan kami, beberapa objek wisata yang kami paparkan di bawah ini bisa menjadi pertimbangan kunjungan Anda ke Nagekeo.





1. Desa Adat Kawa

Kampung Kawa, kampung tradisional suku keo di nagekeo, sepenggal peradaban nomaden masa modern
Posisinya yang menyatu dengan alam dikelilingi padang savan, nuansa peradaban nomaden nenek moyang manusia terlihat di kampung Kawa 
gambar: twitter_pakgurusd




Kampung Kawa, sebuah kampung adat yang masih mempertahankan ciri khas perjalanan nomaden peradaban manusia modern. Kampung ini berdiri sejak ratusan tahun lalu. Ketika Portugis mendarat di Kota Jogo tahun 1640, kampung yang berada di punggung gunung Amagelu bagian selatan telah lama berdiri.Bahkan kampung ini merupakan salah satu basis perlindungan Nipado, pahlawan lokal yang melawan Belanda pada awal abad ke-20.


Kampung Kawa merupakan kampung adat yang penduduknya sangat menjunjung tinggi adat dan tradisi setempat. Secara geografis, Kampung Kawa terletak di bagian barat Desa Labolewa, kurang lebih berjarak 10 kilometer dari Desa Labolewa dan 15 km dari Kota Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).


Kampung Kawa, terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, adalah sebuah kampung tradisional yang mempertahankan keaslian budaya nenek moyang. Dengan hanya memiliki sekitar 12 rumah adat yang terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan alang-alang, kampung ini menawarkan pengalaman yang langka di era modern. Terletak di tengah padang savana luas yang diapit oleh pegunungan, kampung ini menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan panorama matahari terbit dan terbenam yang menakjubkan.



Keunikan Kampung Kawa


Kampung Kawa di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan karena memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari destinasi lain:
  1. Kehidupan Tradisional yang Autentik: Kampung Kawa mempertahankan keaslian budaya nenek moyang dengan hanya memiliki 12 rumah adat yang terbuat dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan alang-alang. Struktur rumah yang sederhana dan tanpa material modern menciptakan nuansa kuno yang langka di era modern.
  2. Keindahan Alam yang Memukau: Terletak di tengah padang savana yang luas dan dikelilingi pegunungan yang memukau, Kampung Kawa menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Padang rumput yang hijau, deretan gunung, serta panorama matahari terbit dan terbenam menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan.
  3. Ritual dan Budaya Adat yang Unik: Setiap tahun, kampung ini mengadakan ritual adat tinju yang melibatkan petinju dari berbagai kampung di Nagekeo. Ada juga pertunjukan tarian Teke yang memperkaya pengalaman budaya para pengunjung, menunjukkan warisan adat yang masih kuat di kampung tersebut.
  4. Kecil dan Terpelihara: Meskipun hanya dihuni oleh sekitar 500 jiwa, jumlah yang relatif kecil tersebut justru menjadi daya tarik karena menjaga keaslian kampung. Pengunjung dapat merasakan atmosfer yang intim dan akrab, serta interaksi langsung dengan penduduk setempat yang ramah.
  5. Akses Tidak Biasa: Jalan menuju Kampung Kawa yang menanjak dan berkelok-kelok memberikan petualangan tersendiri bagi wisatawan. Meskipun memerlukan usaha ekstra untuk mencapainya, perjalanan yang menantang ini menambah kesan tak terlupakan bagi para pengunjung.
  6. Konservasi Budaya Nomaden: Dikelilingi oleh padang rumput yang luas tanpa banyak pertanian, Kampung Kawa menawarkan gambaran kehidupan nomaden zaman prasejarah. Hal ini memberikan pengalaman mengenai pola hidup manusia pada masa lalu yang sebagian besar bergantung pada sumber daya alam.


Dengan kombinasi keunikan budaya, keindahan alam, dan ritual adat yang khas, Kampung Kawa menarik wisatawan yang mencari pengalaman autentik, mengungkap sejarah dan kehidupan tradisional yang masih terjaga dengan baik di tengah pesatnya modernisasi.


Penduduk kampung ini relatif sedikit, sekitar 500 jiwa, tetapi hal ini justru mempertahankan keaslian kampung dengan keseimbangan erat antara mikrokosmos dan makrokosmos, menciptakan atmosfer yang akrab dan intim bagi pengunjung. Kampung Kawa juga dikenal dengan ritual adat tahunan seperti ritual tinju yang melibatkan petinju dari berbagai kampung di sekitar Nagekeo serta tarian Teke.


Apakah Anda ingin merasakan "peradaban" berburu dan meramu? Datang dan kunjungi Kampung Kawa - Nagekeo.



Informasi detail tentang Kampung Kawa: Sepenggal Peradaban Nomaden di Kampung Kawa



2. Pulau Pasir Ri'i Ta'a

Ri'i Ta'a, pulau berpasir putih yang hanya muncul saat pasang surut, salah satu objek wisata nagekoe yang dapat ditempuh dari pelabuhan marapokot mbay.
Ri'i Ta'a, pulau pasir di perairan Marapokot. Pasir putih, bersih, tenang dan menyenangkan
Gambar: miindonews.com


Ri'i Ta'a adalah sebuah pulau berpasir yang terletak di Lau Flores. Pulau yang hanya berukuran 30 meter persegi dengan hamparan pasir putih ini memiliki pantai yang bersih, air laut yang jernih, dan teduh.


Pulau berpasir ini baru ditemukan oleh nelayan setempat dan sering dijadikan tempat istirahat oleh nelayan Ende, Sikka, dan Sulawesi.


Saat air laut surut, luas Ri'i Ta'a bertambah menjadi sekitar 2 hektar, menjadikan pulau berpasir ini menjadi tujuan warga sekitar untuk merasakan ketenangan pulau berpasir di tengah Laut Flores. Secara administratif, Ri'i Ta'a berada dalam wilayah administratif Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.


Pulau ini dapat dicapai dengan perahu motor dalam waktu satu jam dari Pelabuhan Marapokot, atau melalui Gheru Moreng dengan waktu tempuh hanya 30 menit.


Sejak tahun 2010, Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mulai melirik Ri'i Ta'a dan memperkenalkannya kepada dunia luar. Sejak saat itu, Ri'i Ta'a mulai dikenal masyarakat dan menjadi salah satu tujuan wisata baik lokal maupun mancanegara.


Sayangnya pulau ini belum dilengkapi fasilitas. Pengunjung yang datang ke tempat tersebut umumnya hanya berjemur.





3. Pantai Ena Gera: Keajaiban Tersembunyi Selatan Nagekeo

Pantai Ena Gera di kecamatan Mauponggo, selatan nagekeo
Pantai Ena Gera di pantai selatan Nagekeo



Pantai Ena Gera, berada di Nagekeo, menyimpan misteri yang menarik. Nama "Ena Gera" berasal dari bahasa Keo yang merujuk pada pasir yang dijaga oleh leluhur tertinggi, Gera. Keunikan pantai ini terletak pada hamparan pasir hitam dan putih yang luas, hal yang jarang dijumpai di pantai Flores bagian selatan.


Pantai Ena Gera bukan sekadar pantai biasa. Mitos dan kepercayaan lokal menandai keberadaannya sebagai hak ulayat yang dijaga dengan ketat. Objek ini memiliki nilai mitologis dan sebuah batu khusus yang digunakan dalam ritus meminta hujan. Siklus unik batuannya yang muncul dan tenggelam dengan arus laut menjadikan pantai ini langka.


Objek Wisata Pendukung


Ena Gera didukung oleh Gunung Ebulobo yang menawarkan pemandangan memukau serta trekking bagi penggemar petualangan. Selain itu, pengunjung dapat menikmati kuliner lokal yang unik, seperti pisang bakar dan ikan bakar di sepanjang pantai.


Cara Menuju Ke Pantai Ena Gera


  1. Akses ke Pantai Ena Gera relatif mudah. Bisa dari Mbay, Bajawa atau dari Ende, dengan perjalanan melalui jalan trans-Flores ke arah Boawae. 
  2. Kalau dari Mbay dan Ende, Anda harus melewati Boawae. Tiba di pertigaan Gako, Anda harus berbelok ke kiri menuju arah Mauponggo. Bila dari Bajawa, sesampainya di pertigaan Gako, Anda harus berbelok ke arah kanan menuju Mauponggo. Perjalanan menuju pantai ini memberikan pengalaman mempesona dengan pemandangan indah sepanjang jalan.


4. Pantai Kota Jogo: Keindahan dan Sejarahnya yang Menawan

Kota Jogo, pantai dengan dinding batu karts berwarna putih dengan ukuran setengah lingkaran
Pantai Kota Jogo, sebelah  timur kota Mbay, mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat



Pantai Kota Jogo terletak di Desa Anakoli, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo. Objek wisata ini letaknya di Nagekeo bagian utara dan berjarak sekitar 25 km. dari Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo. Pantai Kota Jogo memiliki pesona alam yang memikat dan kisah sejarah yang menarik.


Pantai ini belum begitu ramai dikunjungi sehingga pengunjung dapat menikmati keindahannya dengan lebih leluasa.


Keindahan Pantai Kota Jogo


Di sepanjang perjalanan menuju Pantai Kota Jogo, pengunjung disuguhkan dengan pemandangan indah perbukitan savana yang luas, membuat perjalanan ke pantai ini tidak membosankan. Ketika tiba di pantai, terdapat pasir putih yang terhampar dengan tebing batu karst putih di sisi baratnya. Tebing ini memiliki tinggi sekitar 8 meter dengan bentuk melengkung yang unik, memberikan kekhasan tersendiri pada pantai ini.


Sangat mungkin lengkungan sempurna tersebut terbentuk akibat hantaman gelombang dan ombak Laut Flores dalam rentang waktu yang panjang dan konsisten.


Keunikan dan Fasilitas Pantai Kota Jogo

Pantai ini tidak hanya menawarkan keindahan pasir putih, namun juga memiliki rerumputan spinifex yang melindungi pesisir dari abrasi gelombang. Ujung timur pantai dihiasi dengan hutan mangrove dan pohon bidara (ziziphus) yang menjadi ciri khasnya. Fasilitas umum seperti WC dan kamar mandi juga tersedia di lokasi.

Sejarah dan Legenda Kota Jogo

Selain keindahannya, Pantai Kota Jogo juga memiliki sejarah menarik. Menurut Sareng Orin Bao ( alm. Pater Piet Petus, SVD, - 1969:158 ), Kota Jogo adalah tempat pemukiman Portugis yang didirikan oleh Kapten Portugis bernama Jogo Warilla (Diogo Warilla atau Diogo Pareira). Pada 1640, ia berlabuh di Flores dan mendirikan sebuah pemukiman di pantai tersebut. Tidak lama kemudian, Jogo Warrila mendirikan kubu pertahanan di tempat itu untuk menahan laju ekspansi dan melindungi penduduk puak (klan) Kowe Jawa (Sikka) dari ancaman dan serangan Muslim Gowa, Makasar yang datang dari utara, dan Bajo dan Bima yang datang dari arah barat.



Perkembangan dan Pembenahan Kota Jogo


Meskipun belum sepenuhnya berkembang, Pantai Kota Jogo telah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata. Namun, masih ada perbaikan yang perlu dilakukan terutama terkait penataan, penanganan sampah, dan pengembangan fasilitas.



Potensi dan Harapan Masa Depan


Diharapkan pemerintah dan masyarakat serta pihak terkait dapat ikut mengembangkan potensi wisata Pantai Kota Jogo. Potensi yang dimiliki, seperti keindahan alam, sejarah, serta fasilitas yang sedikit demi sedikit diperbaiki, membuat pantai ini menjanjikan sebagai destinasi liburan keluarga.




Dermata dan Dinding Batu Putih Nan Indah


Pantai Kota Jogo memiliki atraksi tambahan berupa Dermata atau Jembatan Pelangi yang membelah hutan bakau, memberikan pemandangan laut yang memukau. Di sekitarnya terdapat pondok bambu untuk bersantai serta dinding batu putih yang indah, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.



Pengalaman di Pantai Kota Jogo


Pantai Kota Jogo menawarkan kombinasi keindahan alam yang eksotis dan keberagaman fasilitas. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, potensinya sebagai destinasi liburan keluarga patut dipertimbangkan. Semoga dengan perhatian lebih, pantai ini akan menjadi tujuan wisata yang lebih baik dan menarik untuk dikunjungi.



Penutup Destinasi Objek Wisata Nagekeo


Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, tidak hanya menawarkan kekayaan alam yang menakjubkan, tetapi juga menghadirkan kebudayaan dan sejarah yang memukau. Dari keindahan Pantai Ena Gera yang dipenuhi misteri hingga keunikan Kampung Adat Kawa yang mempertahankan tradisi nenek moyang, setiap destinasi memiliki daya tariknya sendiri. Jelajahi dan nikmati keajaiban tersembunyi ini saat Anda menjelajahi destinasi wisata yang memukau di Kabupaten Nagekeo.







Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url