Kelompok Sosial: Kumpulan Indinvidu yang Dibentuk Secara Sengaja

Tidak semua kumpulan individu disebut Kelompok Sosial. Sebuah kumpulan individu dikatakan sebagai kelompok sosial kalau memenuhi beberapa kriteria. Salah satunya adalah bila kelompok itu memiliki tujuan dan dibentuk untuk mencapai tujuan itu. Itulah yang tempatguru/Quguru akan bahas dalam "Kelompok Sosial: Kumpulan Indinvidu yang Dibentuk Secara Sengaja".

kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki ciri khas tertentu, di antaranya kumpulan itu memiliki tujuan tertentu, setiap anggota memiliki status dan peran tertentu dan setiap anggota menyadari diri sebagai anggota kumpulan itu
Keluarga adalah contoh Kelompok Sosial: Kumpulan Indinvidu yang Dibentuk Secara Sengaja
foto: shutterstock.com



Pembahasan ini diharapkan memberikan pemahaman kepada kita tentang:
  1. Alasan dasar manusia membentuk kelompok sosial
  2. Pengertian kelompok sosial
  3. Karakteristik kelompok sosial dibandingkan dengan jenis "kumpulan manusia lain".
  4. Sejarah pembentukan kelompok sosial
  5. Bentuk-bentuk kelompok sosial


Dasar Adanya Kelompok Sosial

Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon ( hewan sosial ). Secara naluriah, manusia memiliki kecenderungan untuk berada bersama orang lain. Karena itu, manusia selalu memiliki dorongan untuk berkumpul berasama orang lain. Selain itu, manusia memiliki banyak kebutuhan yang tidak mungkin dipenuhi semuanya oleh dirinya sendiri. Ia membutuhkan orang lain untuk mencukupi kebutuhan tersebut.


Berdasarkan dua hal di atas di bawah ini kami kemukakan beberapa alasan paling dasar mengapa manusia membentuk kelompok sosial:


  1. Keamanan: Bergabung dalam kelompok sosial memberikan perlindungan dan keamanan yang lebih besar. Dalam kelompok, individu dapat saling melindungi dan bekerja sama untuk menghadapi ancaman atau bahaya dari lingkungan luar.
  2. Pertukaran Sumber Daya: Kelompok sosial memungkinkan individu untuk berbagi sumber daya yang dimiliki, seperti makanan, air, perlindungan, atau pengetahuan. Dengan berada dalam kelompok, manusia dapat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  3. Ketergantungan: Manusia secara alami memiliki ketergantungan satu sama lain. Kelompok sosial memberikan dukungan emosional, bantuan fisik, dan bimbingan sosial yang diperlukan untuk bertahan hidup dan berkembang.
  4. Identitas dan Keberadaan: Kelompok sosial memberikan individu rasa identitas dan keberadaan dalam masyarakat. Anggota kelompok sering kali berbagi nilai-nilai, norma, dan budaya yang sama, yang membantu mengidentifikasi dan membedakan mereka dari kelompok lain.
  5. Pertumbuhan dan Pembelajaran: Melalui interaksi dengan anggota kelompok, individu memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang secara sosial, emosional, dan kognitif. Kelompok sosial menjadi lingkungan di mana individu dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman baru.
  6. Kepuasan Emosional: Berada dalam kelompok sosial memberikan kepuasan emosional, seperti rasa memiliki, rasa aman, rasa termasuk, dan ikatan sosial. Manusia merasa lebih bahagia dan puas saat mereka dapat berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan orang-orang yang mereka pedulikan.
  7. Mencapai Tujuan Bersama: Kelompok sosial memungkinkan manusia untuk mencapai tujuan bersama yang tidak dapat dicapai secara individual. Melalui kerjasama dan kolaborasi, kelompok dapat mengatasi tantangan yang kompleks, memecahkan masalah, dan mencapai keberhasilan yang lebih besar.


Singkatnya, manusia membentuk kelompok sosial karena kebutuhan akan hubungan sosial, keamanan, pertukaran sumber daya, pertumbuhan pribadi, dan pemenuhan kebutuhan psikologis. Kelompok sosial merupakan bagian integral dari kehidupan manusia dan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kompleksitas sosial manusia.




Pengertian Kelompok Sosial



Di bawah ini adalah pengertian kelompok sosial menurut para sosiolog. Sebetulnya ada banyak sosiolog yang memberikan definisi tentang kelompok sosial. Namun di sini kami hanya tampilkan beberapa sosiolog saja. Mudah-mudahan pengertian ini bisa memperluas pemahaman kita tentang kelompok sosial.


Di bawah ini adalah pengertian kelompok sosial menurut beberapa sosiolog, yaitu:


  1. Emile Durkheim: sosiolog Prancis, mempelajari pembentukan kelompok sosial dalam konteks solidaritas sosial. Menurut Durkheim, solidaritas sosial muncul dari kesamaan nilai-nilai, norma, dan tujuan yang dianut oleh anggota suatu kelompok. Durkheim berpendapat bahwa solidaritas sosial berfungsi sebagai perekat yang mempertahankan dan memperkuat kelompok sosial.
  2. Ferdinand Tönnies: sosiolog Jerman, membedakan antara Gemeinschaft dan Gesellschaft. Gemeinschaft mengacu pada bentuk masyarakat tradisional yang didasarkan pada ikatan sosial yang kuat, seperti hubungan keluarga atau komunitas kecil. Sementara itu, Gesellschaft menggambarkan masyarakat modern yang lebih terfragmentasi dan individualistik. Menurut Tönnies, pembentukan kelompok sosial berhubungan dengan evolusi masyarakat dari Gemeinschaft ke Gesellschaft.
  3. Herbert Spencer: sosiolog dan filosof Inggris, berpendapat bahwa pembentukan kelompok sosial berasal dari prinsip diferensiasi dan spesialisasi. Menurutnya, individu-individu dalam masyarakat secara alami cenderung membagi tugas dan berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini mengarah pada pembentukan kelompok sosial yang saling bergantung dan memiliki fungsi khusus.
  4. Max Weber: sosiolog Jerman, memandang pembentukan kelompok sosial dari sudut pandang tindakan sosial. Menurut Weber, individu-individu membentuk kelompok sosial berdasarkan tujuan dan makna subjektif yang mereka atribusikan kepada tindakan mereka. Weber juga mengidentifikasi faktor-faktor seperti kekuasaan, status, dan kelas sosial yang mempengaruhi pembentukan kelompok sosial.
  5. George Simmel: George Simmel, seorang sosiolog Jerman-Amerika, menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembentukan kelompok sosial. Menurut Simmel, interaksi sosial menghasilkan pola-pola yang terstruktur dalam kelompok sosial, seperti jaringan pertemanan, kelompok kerja, atau keluarga. Simmel juga menyoroti peran konflik sosial dalam membentuk dinamika kelompok sosial.




Perlu dicatat bahwa ini hanya beberapa contoh pandangan ahli yang membahas pembentukan kelompok sosial. Pandangan dan teori tentang sejarah pembentukan kelompok sosial dapat bervariasi di antara para ahli dan melibatkan faktor-faktor seperti budaya, ekonomi, politik, dan perubahan sosial dalam masyarakat.


Dari pandangan beberapa sosiolog di atas, kita bisa menarik sebuah kesimpulan yang terkait dengan kelompok sosial. Selain memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai, kelompok sosial mengacu pada beberapa hal: 
  1. Kelompok sosial merupkana kumpulan manusia
  2. Kumpulan itu berinteraksi dalam suatu pola yang dapat dipahami bersama
  3. Kelompok sosial memiliki struktur atau punya tatanan yang jelas.
  4. Setiap anggota memiliki kesadaran sebagai anggota kelompok yang bersangkutan


Karakteristik ini perlu dipahami secara benar karena tidak semua kumpulan manusia disebut kelompok sosial, walaupun kumpulan itu berada di tempat yang sama dan bahkan saling bersentuhan secara fisik. 


Untuk memperluas pemahaman kita tentang kelompok sosial, di bawah ini akan dikemukakan beberapa jenis kumpulan manusia yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.



Kumpulan Manusia 


Di bawah ini kita akan melihat jenis-jenis kumpulan itu beserta karakyeristiknya masing-masing:






a. Kelompok Sosial

Sebuah kumpulan individu dikategorikan sebagai kelompok sosial bila kumpulan itu memiliki beberapa karakteristik di bawah ini:
  1. Interaksi langsung: Anggota kelompok sosial berinteraksi secara langsung dan saling mengenali satu sama lain.
  2. Kesadaran kolektif: Anggota kelompok sosial memiliki pemahaman bersama mengenai nilai-nilai, norma, dan budaya kelompok.
  3. Tujuan bersama: Kelompok sosial memiliki tujuan atau kepentingan bersama yang diupayakan oleh anggota kelompok.
  4. Memiliki struktur: Kelompok sosial memiliki struktur yang jelas, berupa nilai dan norma serta status dan peran setiap anggota.Di bawah ini adalah contoh kelompok sosial. Tim olahraga: Sebuah tim olahraga, seperti tim sepak bola atau tim basket, terdiri dari sejumlah individu yang memiliki hubungan sosial terorganisir dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.


Contoh-contoh Kelompok Sosial: 

Keluarga: Keluarga adalah contoh kelompok sosial di mana individu-individu terhubung melalui hubungan darah, perkawinan, atau ikatan emosional. Mereka memiliki interaksi langsung, nilai-nilai dan norma yang diterima bersama, serta tujuan keluarga yang umum.


Komunitas Agama: Komunitas agama seperti gereja, kuil, atau masjid adalah kelompok sosial yang terdiri dari individu yang memiliki keyakinan agama yang sama. Mereka berinteraksi secara teratur dalam konteks kegiatan keagamaan, berbagi nilai-nilai dan norma keagamaan, serta bekerja menuju tujuan spiritual bersama.


Kelompok Kerja/Petrusahaan: Sebuah kelompok kerja terdiri dari individu-individu yang bekerja bersama di tempat kerja yang sama. Mereka memiliki hubungan sosial terorganisir, interaksi langsung sehari-hari, dan tujuan bersama dalam mencapai kesuksesan organisasi.




b. Kerumunan


Ada kumpulan individu yang dinamakan kerumunan karena berada di satu tempat secara bersama-sama pada waktu yang sama. Sangat mungkin terjadi kontak fisik di antara mereka, tetapi kontak itu terjadi secara kebetulan tanpa maksud atau tujuan tertentu.


Sebuah kumpulan manusia dikategorikan sebagai kerumuman bila memenuhi kriteria di bawah ini:
  1. Jumlah anggota yang besar: Kerumunan melibatkan sejumlah besar orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu, tanpa adanya hubungan sosial yang terorganisir.
  2. Interaksi terbatas: Anggota kerumunan tidak saling berinteraksi secara langsung dan tidak saling mengenal satu sama lain.
  3. Tujuan individual: Anggota kerumunan mungkin berkumpul karena alasan yang berbeda-beda, tanpa tujuan bersama yang jelas.
  4. Sementara: Kerumunan cenderung bersifat sementara dan dapat bubar setelah tujuan tertentu tercapai atau situasi tertentu berakhir.Di bawah ini adalah contoh kerumunan: Di konser musik: Ketika sejumlah besar orang berkumpul di konser musik, mereka membentuk kerumunan di mana interaksi antara individu-individu cenderung terbatas dan tidak terorganisir.


Di acara olahraga: Ketika penonton berkumpul di sebuah acara olahraga, seperti pertandingan sepak bola, mereka membentuk kerumunan di mana interaksi sosial terbatas dan tidak ada ikatan sosial yang kuat di antara mereka.


Di tempat wisata: Saat liburan atau akhir pekan, tempat-tempat wisata seperti taman hiburan atau pantai sering dipenuhi oleh kerumunan orang yang berkumpul untuk bersenang-senang. Interaksi sosial antara individu-individu tersebut biasanya terbatas atau sporadis.




c. Publik

Ada kumpulan individu yang dinamakan publik melibatkan banyak individu yang tersebar dalam sebuah wilayah yang luas. Sangat mungkin terjadi komunitkasi di antara mereka, tetapi komunikasi itu terjadi dalam waktu yang terbatas sekadar memenuhi rasa ingin tahu.


Sebuah kumpulan individu dikategorikan sebagai publik bila memiliki beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
  1. Jumlah anggota tidak terbatas: Publik dapat terdiri dari sejumlah besar individu yang tidak memiliki hubungan sosial yang terorganisir.
  2. Interaksi tidak langsung: Anggota publik tidak berinteraksi secara langsung satu sama lain, tetapi terhubung melalui media atau situasi yang sama.
  3. Tidak ada kesadaran kolektif: Anggota publik mungkin tidak memiliki pemahaman bersama mengenai nilai-nilai, norma, atau identitas kolektif.
  4. Tujuan beragam: Individu dalam publik mungkin memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda-beda, tanpa tujuan bersama yang jelas.
Di bawah ini adalah contoh publik: Penonton di bioskop: Saat sekelompok orang pergi ke bioskop untuk menonton film, mereka menjadi bagian dari publik yang hadir untuk mengalami pengalaman yang sama, meskipun mereka tidak saling berinteraksi secara langsung.


Pengunjung pameran seni: Ketika orang-orang mengunjungi pameran seni, mereka adalah bagian dari publik yang hadir untuk melihat dan menghargai karya seni yang dipamerkan. Mereka mungkin memiliki minat yang sama dalam seni, tetapi interaksi langsung antara individu-individu tersebut tidak terjadi.


Pengunjung di pusat perbelanjaan: Ketika orang-orang pergi ke pusat perbelanjaan, mereka menjadi bagian dari publik yang hadir untuk berbelanja atau menghabiskan waktu. Mereka mungkin memiliki minat yang berbeda-beda, tetapi tidak terjadi interaksi sosial yang signifikan antara mereka.


Penonton di konferensi atau seminar: Saat orang-orang menghadiri konferensi atau seminar, mereka adalah bagian dari publik yang hadir untuk mendengarkan pembicara atau panelis yang menyampaikan presentasi. Meskipun mereka mungkin berbagi minat atau tujuan tertentu dalam menghadiri acara tersebut, interaksi langsung antara individu-individu tersebut biasanya terbatas.




d. Massa

Sebuah kumpulan individu yang dinamakan massa bila melibatkan banyak individu karena tergerak atau digerakan oleh sebuah tujuan yang bersifat sesaat. Sangat mungkin terjadi komunikasi di antara mereka, tetapi komunikasi itu terjadi dalam waktu yang terbatas untuk tujuan sesaat yang sudah ditetapkan. Massa adalah kumpulan individu dengan ciri-ciri seperti disebut di bawah ini:


  1. Jumlah anggota besar: Massa melibatkan sejumlah besar individu yang berkumpul secara acak dan tidak memiliki hubungan sosial yang terorganisir.
  2. Interaksi terbatas atau tidak ada interaksi: Anggota massa biasanya tidak berinteraksi satu sama lain atau hanya memiliki interaksi terbatas.
  3. Tidak ada kesadaran kolektif: Anggota massa mungkin tidak memiliki kesadaran bersama mengenai nilai-nilai, norma, atau tujuan bersama.
  4. Pengaruh emosional dan irasional: Massa dapat dipengaruhi oleh emosi dan tindakan yang irasional, terutama dalam situasi yang penuh ketegangan atau kekacauan.
Di bawah ini adalah contoh kumpulan manusia dalam bentuk massa: Demonstrasi politik: Saat ribuan orang berkumpul dalam demonstrasi politik, mereka membentuk massa di mana tidak ada interaksi sosial yang terorganisir dan individu-individu tersebut cenderung dipengaruhi oleh suasana emosional dan tindakan yang irasional.


Kericuhan di jalanan: Ketika kerusuhan atau keributan terjadi di jalanan, massa dapat terbentuk secara spontan dengan orang-orang yang berkumpul tanpa hubungan sosial yang terorganisir. Mereka cenderung terlibat dalam aksi-aksi yang tidak terkoordinasi dan berdasarkan emosi.


Penonton di konser musik besar: Ketika orang-orang menghadiri konser musik skala besar yang penuh sesak, mereka menjadi bagian dari massa yang dipengaruhi oleh suasana dan energi kolektif. Interaksi sosial antara individu-individu tersebut terbatas atau tidak signifikan.


Pawai atau perayaan yang ramai: Saat pawai atau perayaan dilakukan di tempat-tempat umum, massa dapat terbentuk dengan orang-orang yang hadir tanpa adanya hubungan sosial yang terorganisir. Mereka berpartisipasi dalam kegiatan secara kolektif tetapi interaksi sosialnya cenderung terbatas.


Kesimpulan


Perbedaan karakteristik antara kelompok sosial dengan kerumunan, publik dan massa yang disebutkan di atas menggambarkan bahwa kelompok sosial memiliki ciri-ciri yang lebih terorganisir, interaksi langsung, kesadaran kolektif, dan tujuan bersama, sementara kerumunan, publik, dan massa cenderung memiliki jumlah anggota yang lebih besar, interaksi terbatas atau tidak langsung, serta kurangnya kesadaran dan tujuan bersama yang jelas.




Proses Pembentukan Kelompok Sosial

Dalam kenyataan sehari-hari kita menemukan banyak sekai kelompok social sebagai kumpulan individu. Ada kelompok yang besar sekali, seperti negara kita NKRI, ada pula yang kecil seperti keluarga kita masing-masing.


Betapapun besar dan kecilnya, kelompok itu terbentuk ketika dua individu atau lebih memiliki tujuan bersama sehingga bersatu membentuk kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.


Secara sederhana, kelompok social terbentuk melalui dua proses seperti tersebut di bawah ini:



A. Versi Pertama

a. Dyad

Dyad merupakan kelompok sosial terkecil karena anggotanya hanya terdiri dari dua orang. Mereka saling berinteraksi secara intens dan akrab.


Contoh dyad adalah sebuah keluarga. Kita tahu bahwa keluarga adalah kelompok social yang pertama kali terbentuk karena satu laki-laki dan satu perempuan bertujuan membentuk satu keluarga lewat ikatan perkawinan yang syah. Dari perkawinan itu lahirlah anak-anak keturunan suami isteri tersebut.


b. Triad

Triad adalah kelompok social yang anggotanya terdiri dari tiga orang. Mereka berinteraksi secara intens dan intim.


Jumlah anggota kelompok bisa semakin bertambah sejalan dengan cakupan proses interaksi yang terbangun yang didasari oleh suatu tujuan bersama.


Jadi yang paling penting dan utama adalah tujuan bersama. Ketika beberapa orang memiliki tujuan bersama, mereka akan membangun interaksi dan membagi peran dan status untuk mencapai tujuan bersama tersebut.




B. Versi Kedua

Versi kedua ini lebih relevan disebut sebagai sejarah perkembangan kelompok sosial. Perlu disadari bahwa kelompok sosial bersifat dinamis, selalu berubah untuk mengadaptasikan diri dengan perkembangan dan kemajuan peradaban manusia.


Berikut ini adalah sejarah perkembangan kelompok sosial dari masa ke masa

Zaman Prasejarah

Pada zaman prasejarah, manusia hidup dalam kelompok kecil yang disebut kelompok berburu dan mengumpulkan. Kelompok ini terdiri dari beberapa puluh hingga beberapa ratus orang yang saling bergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, perlindungan, dan reproduksi. Kelompok ini memiliki struktur sosial yang sederhana dan biasanya berdasarkan hubungan keluarga atau kekerabatan.


Peradaban Pertanian 


Perkembangan pertanian pada masa Neolitikum membawa perubahan signifikan dalam pembentukan kelompok sosial. Manusia mulai menetap dan membentuk masyarakat agraris. Kelompok-kelompok pertanian ini terbentuk di sekitar lahan pertanian yang produktif. Kelompok-kelompok ini memiliki struktur sosial yang lebih kompleks, termasuk pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, pengembangan hukum adat, dan pemimpin komunitas.



Perkembangan Peradaban



Dalam perkembangan peradaban di Mesir Kuno, Sumeria, Romawi, atau Tiongkok kuno, pembentukan kelompok sosial menjadi lebih kompleks. Masyarakat terorganisir dalam sistem kelas sosial yang berbeda, seperti bangsawan, pedagang, petani, dan budak. Kelompok sosial dalam masyarakat ini memiliki peran dan status yang ditentukan oleh struktur sosial dan kekuasaan politik.



Pembentukan Negara-Negara dan Agama


Pembentukan negara-negara dan agama-agama besar juga memainkan peran penting dalam pembentukan kelompok sosial. Negara-negara kuno seperti Mesir, Yunani, Romawi, atau Persia memiliki struktur sosial yang kompleks dengan kelas sosial, administrasi, dan militer. Agama-agama besar seperti Hinduisme, Budhisme, Kristen, atau Islam membentuk kelompok sosial berdasarkan keyakinan dan praktik keagamaan yang sama.




Era Modern

Dalam era modern, industrialisasi dan urbanisasi membawa perubahan besar dalam pembentukan kelompok sosial. Manusia terus membentuk kelompok sosial berdasarkan pekerjaan, kepentingan politik, organisasi sosial, atau kegiatan rekreasi. Perkembangan teknologi dan globalisasi juga memungkinkan pembentukan kelompok sosial di tingkat global, seperti organisasi internasional, komunitas online, atau kelompok advokasi.





Jenis-Jenis Kelompok Sosial

Pada bagian ini akan dikemukakan bentuk atau jenis-jenis kelompok social yang diidentifikasi oleh beberapa ahli sosiologi. Apa yang ditampilkan di sini hanya sebagian kecil saja. Anda dapat melakukan eksplorasi lebih mendalam lewat studi pustaka.




A. Kelompok Mekanis dan Kelompok Organis


Emile Durkheim mengidentifikasi dua kelompok sosial utama di dalam masyarakat, yaitu kelompok mekanis dan kelompok organis.


1. Kelompok Mekanis

Kelompok ini ditandai oleh keseragaman dan solidaritas yang kuat antara anggota-anggotanya. Solidaritas dalam kelompok mekanis didasarkan pada kesamaan nilai, norma, dan tujuan bersama. Anggota kelompok mekanis cenderung memiliki kesadaran kolektif yang tinggi dan memiliki ketergantungan yang kuat pada kelompok tersebut.


Contoh kelompok mekanis adalah masyarakat tradisional yang didasarkan pada kehidupan pedesaan atau kehidupan suku yang berbasis pada tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai yang kuat. Dalam kelompok mekanis, individu-individu memiliki kesamaan dalam cara berpikir, perilaku, dan pola hidup yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Atasan-bawahan di sebuah perusahaan adalah salah satu contoh kelompok sosial yang dibangun atas dasar solidaritas organik karena setiap anggota memiliki status dan peranan masing-masing





2. Kelompok Organis

Kelompok ini ditandai oleh spesialisasi fungsi dan saling ketergantungan antara anggota-anggotanya. Solidaritas dalam kelompok organik didasarkan pada ketergantungan ekonomi dan kebutuhan akan kerjasama yang saling melengkapi. Anggota kelompok organik memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan kelompok.


Contoh kelompok organis adalah masyarakat modern yang didasarkan pada kompleksitas sosial, pekerjaan yang terspesialisasi dan peranan yang berbeda-beda. Dalam kelompok organis, individu-individu saling melengkapi dalam tugas-tugas yang spesifik dan bergantung pada kontribusi masing-masing untuk menjaga kelangsungan kelompok.



Karena keterbatasannya, manusia membangun solodaritas untuk kerjasama atau berbagi beban secara bersama-sama. Dalam konteks itulah, Durkheim memperkenalkan kelompok mekanis dan kelompok organis seperti yang sudah dijelaskan di atas.


B. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Ada dua sosiolog yang menggunakan konsep ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis kelompok sosial, yaitu Max Webber dan Ferdinan Tonnies.


1. Ferdinan Tonnies

Tonnies menyebut kelompok formal dengan istilah Gesellschaft yang sering diterjemahkan menjadi Patembayan.


Kelompok Formal merujuk pada kelompok sosial yang memiliki struktur dan aturan yang terdefinisi dengan jelas. Contohnya adalah organisasi, perusahaan, atau lembaga pemerintah. Karakteristiknya meliputi hirarki jabatan yang jelas, peran yang ditentukan, dan tujuan bersama yang jelas.



Sedangkan kelompok informal disebut Gemeinschaft yang sering diterjemahkan menjadi paguyuban ( dari kata guyub = akrab, erat bersatu ).


Kelompok Informal merujuk pada kelompok sosial yang lebih santai dan tidak memiliki struktur yang ketat atau aturan yang baku. Contohnya adalah kelompok teman sebaya atau kelompok minat yang terbentuk secara spontan. Karakteristiknya meliputi hubungan yang lebih fleksibel, interaksi yang tidak terlalu terikat oleh aturan, dan kegiatan yang didasarkan pada minat bersama.
Anggota kelompok sosial informal memiliki ikatan bathin yang kuat, pola hubungan yang bersifat alamiah dan langgeng.


Keterikatan antar anggota dibentuk karena kesamaan keturunan, kesamaan tempat tinggal dan kesamaan ideologi.


2. Max Webber

Max Webber juga menggunakan konsep "formal" dan "informal" untuk mengidentiifikasi kelompok sosial. Menurutnya, Kelompok Formal merujuk pada kelompok sosial yang terstruktur secara formal, memiliki hierarki yang jelas, dan mempunyai tujuan yang ditetapkan dengan jelas. Contohnya adalah perusahaan, pemerintahan, atau organisasi nirlaba. Karakteristiknya meliputi aturan, pembagian tugas, dan otoritas formal.


Sedangkan Kelompok Informal menurut Webber, merujuk pada kelompok sosial yang terbentuk secara spontan dan tidak memiliki struktur formal atau hierarki yang ketat. Contohnya adalah kelompok teman sebaya atau kelompok minat yang terbentuk secara alami. Karakteristiknya meliputi interaksi santai, norma tidak formal, dan hubungan yang didasarkan pada kesenangan atau minat bersama.



C. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder


Ada dua sosiolog yang menggunakan konsep ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis kelompok sosial, yaitu Charles Hoton Cooley dan George Herbert Mead.

1. Charles Horton Cooley

membedakan kelompok sosial berdasarkan intensitas hubungan sosial di antara para anggotanya. Ia membagi kelompok sosial atas dua, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.


Kelompok Primer merujuk pada kelompok kecil yang melibatkan interaksi sosial yang intens dan langsung, seperti keluarga atau teman dekat. Karakteristiknya meliputi interaksi tatap muka, saling mengenal dengan baik, hubungan yang hangat dan intim, serta memainkan peran penting dalam sosialisasi awal individu.


Kelompok Sekunder merujuk pada kelompok yang lebih besar dan kurang intens dalam interaksi, seperti tempat kerja, organisasi, atau sekolah. Karakteristiknya meliputi hubungan yang lebih formal, interaksi yang terbatas, dan fokus pada tujuan atau kepentingan yang lebih spesifik.



2. George Herbert Mead

Seperti Cooley, Mead juga membedakan kelompok sosial atas dua, dengan menggunakan konsep yang sama, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.


Menuriut Mead, kelompok Primer merujuk pada kelompok sosial awal yang penting dalam pembentukan identitas dan sosialisasi individu. Contohnya adalah keluarga dan teman dekat. Karakteristiknya meliputi interaksi sosial yang intens, saling mengenal dengan baik, dan pengembangan keterampilan sosial awal.


Sedangkan Kelompok Sekunder merujuk pada kelompok sosial yang muncul di luar kelompok primer dan memiliki dampak yang lebih terbatas pada identitas individu. Contohnya adalah sekolah, organisasi, atau komunitas. Karakteristiknya meliputi peran yang lebih spesifik, norma yang lebih terstandarisasi, dan interaksi yang lebih formal.


D. Kelompok In-Group dan Kelompok Out-Grup


Klasifikasi ini dibuat oleh William G. Sumner. Berbeda dengan Durkheim dan Tonnies, W.G. Sumner membagi kelompok social berdasarkan pola hubungan antar anggota ke dalam kelompok sendiri dan dengan kelompok lain, terutama yang ditemukan pada masyarakat primitive.


Pada masyarakat primitif yang terdiri dari kelompok-kelompok suku kecil, kita menemukan adanya kelompok dalam ( in-group ) dan kelompok luar ( out-group ).


Kelompok In-Group

In-group atau kelompok dalam mengacu pada kelompok sosial di mana individu merasa termasuk dan mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota kelompok tersebut. Kelompok ini sering kali didasarkan pada faktor-faktor seperti suku, agama, atau kebangsaan. Karakteristiknya meliputi solidaritas, identitas bersama, dan saling dukung. Di dalam in-grup ada persahabatan dan persaudaraan, kerjasama, bela rasa dan pengorbanan.


Kelompok Out-Group

Sedangkan out-group atau kelompok luar mengacu pada kelompok sosial di luar kelompok in-group. Individu cenderung merasa memiliki perbedaan atau memandang kelompok ini dengan ketidakpercayaan atau bahkan permusuhan. Karakteristiknya meliputi perbedaan dan persepsi negatif terhadap kelompok lain seperti prasangka, kebencian, permusuhan.


Singkatnya, In-group adalah “kita, kami" sedangkan out-group adalah “mereka, kamu”. Rasa terhadap in-group dan out-group biasa diwariskan dari generasi ke generasi untuk menumbuhkan empati terhadap in-group dan antipati terhadap out-group.


Kajian Sumner ini bisa membantu kita untuk menjelaskan mengapa ada permusuhan abadi antar kelompok agama, suku atau bahkan antar negara.


Pembagian ini juga membantu kita menjelaskan konflik antar pendukung keseblasan sepakbola atau perkelahian atau tawuran antar pelajar dari sekolah-sekolah yang berbeda.




E. Kelompok Acuan / Reference Group



Herbert Hyman mengidentifikasi kelompok sosial berdasarkan referensi atau acuan para anggotanya. Ia menamakan kelompok itu sebagai kelompok acuan atau reference group.


Menurutnya, kelompok Acuan merujuk pada kelompok yang digunakan oleh individu sebagai patokan atau standar untuk membandingkan diri mereka sendiri, mengadopsi norma, dan membentuk identitas. Contohnya adalah kelompok teman sebaya, selebritas, atau kelompok profesional. Karakteristiknya meliputi pengaruh yang kuat dalam pembentukan sikap, nilai, dan perilaku individu.




F. Kelompok Kerja



George Simmel mengidentifikasi kelompok sosial berdasarkan profesi atau pekerjaan para anggotanya. Ia menamakan kelompok itu sebagai kelompok kerja.


Menurut Simmel, Kelompok Kerja merujuk pada kelompok sosial di mana individu terhubung melalui hubungan kerja, seperti rekan kerja di tempat kerja atau anggota tim proyek. Karakteristiknya meliputi tujuan kerja bersama, koordinasi tugas, dan saling ketergantungan dalam mencapai hasil kerja.




G. Kesimpulan


Ada banyak sosiolog yang mengidentifikasi jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat menurut sudut pandang mereka masing-masing.


Perlu diingat bahwa para sosiolog  di atas menggunakan konsep dan terminologi berbeda-beda dan bervariasi untuk memberikan penekanan yang berbeda dalam menjelaskan jenis-jenis kelompok sosial yang ada dalam masyarakat.




Penutup

Kelompok sosial adalah fenomena umum dalam masyarakat. Pada saat yang bersamaan, satu individu tertentu menjadi anggota dari banyak kelompok sosial.


Hal ini terjadi karena bagian terbesar aktivitas manusia berlangsung dalam kelompok sosial; di rumah, sekolah, kantor, tempat ibadat dan sebagainya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url