Asal-Usul Manusia Flores

Hampir semua suku di Flores mewarisi kisah asal-usul mereka. Berdasarkan kisah lisan yang diwariskan secara turun temurun, diketahui bahwa nenek moyang mereka bermigrasi secara nomaden dari luar Flores dan tiba di pulau ini pada suatu saat di masa lalu.

asal-usul manusia flores menurut tuturan rakyat setempat
Para wanita Flores pada tahun 1900-an


Bila nenek moyang mereka adalah "imigran" nomaden, lalu dari manakah asal mereka? Pada kesempatan ini, AquGuru akan mengajukan beberapa hipotesis terkait asal-usul manusia Flores berdasarkan teori-teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang diterima dalam dunia akademis saat ini.

Perkiraan rute migrasi manusia modern dari Asia memasuki Indonesia, termasuk ke Flores hingga Australia dan Asia Pasifik


Asal-Usul Manusia Modern Menurut Teori Out of Africa

Menurut Theory Out of Africa, diperkirakan 50 sampai 60 ribu tahun lalu manusia modern telah mencapai Australia melewati dataran Sunda dan dataran Sahul lebih dahulu sebelum menyebar di wilayah Asia dan Pasifik lainnya.

Apakah nenek moyang orang Flores termasuk gelombang pertama pada 50 – 60 ribu tahun lalu itu? Semuanya masih merupakan misteri. Namun misteri itu kini semakin tersingkap berkat kemajuan sains, terutama biologi molekuler dan arkeologi modern.

Manusia Melanesia, secara fisik berbeda dengan manusia Austroasiatic Austronesia

Pakar genetika populasi asal Italia, Luigi Luca Cavalli-Sforza ( 2000 ) menegaskan bahwa membagi manusia dalam “ras” adalah usaha yang keliru. Menurutnya, secara biologis, hanya ada satu ras manusia modern, yaitu Homo Sapiens, walaupun kemudian tiap populasi mengembangkan budaya yang berbeda. Bahkan perbedaan ciri fisik lebih disebabkan karena proses adaptasi terhadap lingkungan fisik di mana mereka tinggal.

Untuk Indonesia sendiri, ahli genetika dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Harawati Sudoyo menolak pemisahan populasi manusia Indonesia timur dan barat. Menurutnya, genetika manusia Indonesia adalah produk campuran dua atau lebih populasi moyang, walaupun presentasi genetika Austronesia lebih dominan di bagian barat Indonesia dan presentasi genetika Papua lebih tinggi di bagian timur Indonesia.

Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan keberagaman manusia Indonesia dipengaruhi gelombang kedatangan dan jalur perjalanan yang berbeda walaupun asal-usulnya tetap satu, yaitu dari Afrika ( out of Africa ). Truman mengatakan bahwa imigran awal Africa mencapai kawasan Indonesia sekitar 60.000 tahun lalu. Menurutnya, mereka adalah nenek moyang jauh sebagian masyarakat Indonesia di kawasan timur yang sekarang sering disebut Melanesia.

Bukti-bukti keberadaan migrasi awal manusia modern ini bisa ditemukan di banyak situs di Jawa Timur ( Song Terus, Braholo dan Song Kepek ), Sulawesi Selatan ( Leang Burung, dan Leang Sekpao ) serta di sejumlah wilayah lain di Indonesia. Temuan lukisan tangan di Leang Timpuseng – Maros yang berusia 40.000 tahun, merupakam lukisan tertua di dunia juga terkait erat dengan kelompok imigran awal ini.

Populasi manusia Austronesia yang menetap Indonesia wilayah barat. Secara fisik berbeda dengan populasi Austromelanesia yang mendiami wilayah Indonesia timur

Selanjutnya, di akhir zaman es, sekitar 12.000 tahun lalu, menurut Truman, kembali terjadi migrasi ke kepulauan Nusantara sebagai akibat perubahan iklim. Mereka datang dari Asia daratan dan membuat diaspora ke berbagai arah, termasuk ke Nusantara.

Kelompok manusia yang dikenal sebagai Austromelanesia atau Austroasiatik ini kemudian mengembangkan hunia goa yang sebelumnya juga dilakukan manusia imigran pertama dan melanjutkan tradisi berburu serta meramu. Gelombang migrasi berikutnya ke Nusantara adalah kedatangan populasi austronesia ( Out of Taiwan ) sekitar 4.000 tahun silam.

Hipotesis Tentang Asal-Usul Manusia Flores 


Dr. Alice Robert, salah satu pendukung teori Out of Africa

Berdasarkan teori-teori yang ada, baik teori out of Africa secara umum, maupun teori perubahan iklim global dan teori out of Taiwan, kami mengungkapkan beberapa hipotesa terkait keberadaan manusia Flores.

Hipotesis Pertama, Manusia Flores adalah Homo Sapiens Africa 

Berdasarkan teori Out of Africa, manusia Flores adalah keturunan homo sapiens pada masa lalu  melakukan migrasi secara nomaden keluar dari Afrika. 

Hipotesis ini kami buat berdasarkan teori Out of Africa. Dalam bukunya, The Incredible Human JourneyDr. Alice Roberts menduga bahwa homo sapiens, manusia modern melakukan migrasi dari Afrika barat daya sekitar 70.000 tahun yang lalu, ketika iklim bumi berubah, dan Gurun Sahara menghijau hanya beberapa ratus tahun lamanya. Kesempatan ini memungkinkan sekelompok manusia melintasi Afrika lewat Gurun Sahara dan menyeberang ke jazirah Arab di sebelah selatan. Dari sana kelompok itu memecah diri. Ada yang tinggal, ada yang menuju ke timur dan ada yang menuju ke barat lalu ke arah barat laut dan memasuki benua Eropa.




Suku Manggarai - Flores bagian barat. Prototipe orang Flores bagian barat, ciri austroasiatic lebih dominan

Kelompok yang menuju ke timur, mencapai Anak Benua India melalui Timur Tengah. Di India, kelompok ini memecahkan diri, ada yang tetap tinggal di India, ada yang menuju ke timur dan ada yang menuju ke arah utara. Kelompok yang ke timur secara perlahan memasuki wilayah Asia Tenggara. Sebagian ada yang tinggal dan sebagian lagi terus mengembara untuk mencari persediaan bahan makanan sehingga ada yang mencapai Oseania melalui Indonesia . Diperkirakan 50 sampai 60 ribu tahun lalu mereka telah sampai Australia lebih dahulu sebelum menyebar di wilayah Asia dan Pasifik lainnya.

Penyebaran ini bisa terjadi karena pada Zaman Es permukaan air laut lebih rendah. Kondisi itu memungkinkan Indochina , Indonesia bagian barat dan sebagian kecil Filipina menyatu membentuk Paparan Sunda yang dianggap sebagai cikal bakal negara-negara Asia saat ini. Australia dan Pulau Papua ( New Guinea ) juga bergabung membentuk Paparan Sahul yang dipisahkan dari Paparan Sunda oleh Selat Sahul. Namun demikian beberapa kelompok manusia berhasil menyeberanginya dan mencapai pulau-pulau di Oseania.

Suku Lamaholot - Flores bagian timur. Prototipe orang Flores bagian timur, ciri melanosoid lebih dominan

Karena merupakan bagian dari manusia modern yang mengembara ke mana-mana, sangat mungkin orang-orang Flores saat ini di dalam dirinya tertanam DNA manusia modern gelombang pertama yang tiba di tanah ini sekitar 40 riba tahun lalu dan berbagi nenek moyang yang sama dengan penduduk asli Australia, orang Papua dan orang-orang Oseania. 

Mengapa dikatakan sangat mungkin? Karena secara fisik dan budaya, ada kesamaan di antara manusia yang mendiami ujung barat Lautan Pasifik ini. Ada kemiripan fisik manusia di antara 200 negara yang tergabung dalam Melanesian Spreadhead Group, seperti Fiji, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Indonesia bagian Timur yang mencakup Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT .

Oleh penjelajah Perancis – Jules Dumont d’Urville orang-orang yang mendiami kawasan ini disebut Melanesia dari bahasa Yunani Melano–nesos artinya nusa hitam. Bahkam 11 kabupaten dari 22 kabupaten di NTT memiliki latar belakang budaya Melanesia.

Lopo - rumah asli orang Timor - NTT

Honai - rumah asli/tradisional orang Papua

Mbaru Niang - rumah adat/tradisional Orang Manggarai

Bahkan orang Manggarai yang selama ini tidak dimasukkan dalam bilangan orang-orang Melanesia secara kasat mata memiliki akar Melanesia yang terekspresi dalam bentuk rumah adatnya. Mbaru Niang yang berada di Wae Rebo dan saat ini dikategorikan sebagai Warisan Dunia memiliki kesamaan yang akurat dengan rumah adat orang Papua – Honai. Bahkan Mbaru Gendang yang merupakan rumah adat orang Manggarai umumnya, walaupun sudah mengalami evolusi dari sisi bentuk dan strukturnya, secara mendasar tetap membawa ‘DNA’ rumah adat Melanesia yang umum ditemukan di Timor, Alor dan tentunya Papua.

Hipotesis Kedua; Manusia Flores adalah Hasil Perpaduan

Migrasi manusia modern dilakukan secara nomaden dan memakan waktu yang lama. Sangat mungkin manusia Flores merupakan perpaduan antara Homo Sapiens Africa Gelombang Pertama dengan manusia Gelombang Kedua yang datang dari Asia sekitar 12.000 tahun lalu. Secara historis, kedua populasi itu sebetulnya berasal dari nenek moyang yang sama dan berbagi jalan di anak benua India sekitar 60.000 tahun silam.

Lalu kenapa ada perbedaan fisik di antara mereka kalau dikatakan berasal dari nenek moyang yang sama – Homo Sapiens? Perbedaan itu disebabkan karena faktor lingkungan fisik – tempat tinggal. Berbeda dengan populasi gelombang pertama yang mendiami wilayah Kepulauan Nusantara, termasuk Flores di dalamnya. Daerah ini berada di katulistiwa yang kaya sinar matahari sehingga tidak terjadi perubahan fisik yang mendasar.

Kelompok kedua ini, sebetulnya juga berasal dari Afrika tetapi berbagi jalan migrasi di anak benua Asia sekitar 60.000 tahun lalu. Mereka mengambil jalan ke utara menuju daratan yang sekarang dikenal dengan nama Yunan di Tiongkok yang terletak di daerah sub-tropis. Berada di daerah sub-tropis selama selama kurang lebih 20.000 – 30.000 tahun menyebabkan terjadinya adaptasi-evolutif sehingga kulit mereka memudar karena kehilangan pigmen dan lama kelamaan menjadi putih. 

Homo sapiens yang kulitnya terang ini, selanjutnya 12.000 tahun lalu, sebagian populasinya ini melakukan migrasi ke arah tenggara menuju kepulauan Nusantara dan bertemu kembali dengan saudara-saudari mereka gelombang pertama. Terjadi interaksi dan perkawinan sehingga menghasilkan populasi baru yang disebut Austromelanesia atau Austroasiatik. Hal yang sama juga terjadi di Flores.

Ketiga, Manusia Flores, terutama bagian barat hingga tengah adalah perpaduan antara Austromelanesia dengan Austroasiatic

Kedatangan manusia modern terjadi dalam beberapa gelombang. Sangat mungkin manusia Flores bagian barat merupakan perpaduan manusia modern yang memasuki Indonesia sebelumnya dengan manusia yang memasuki Indonesia yang disebut dalam Teori Out Of Taiwan. Teori ini mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Kepulauan Formosa ( Taiwan ), bukan dari Yunan seperti yang tertulis dalam buku-buku sejarah hingga saat ini. 

Teori ini didukung oleh Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr. Sangkot Marzuki karena ditemukan adanya kecocokan genetika. Hal ini juga diperkuat oleh pola pendekatan linguistik yang telah diteliti oleh beberapa antropolog seperti Harry Truman Simanjuntak. Ia mengatakan bahwa bahasa-bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara berasal dari satu rumpun yang sama, yang dinamakan Rumpun bahasa Taiwan . Manusia modern Out Of Taiwan, terutama yang dating dari utara - Sulawesi telah melakukan interaksi yang intensif, terutama dalam bentuk perkawinan dengan penduduk asli Flores yang mendiami wilayah paling barat Flores yang dikenal sebagai Orang Manggarai saat ini.

Intensitas interaksi itu semakin jarang ke ke wilayah timur. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya sedikit perbedaan ciri fisik antar Orang Manggarai dengan Orang Ngada-Nage Keo dan Ende-Lio. Namun semakin ke timur manusia Out of Taiwan semakin resesif dan ciri-ciri manusia Melanesoid tetap “terpelihara” baik. Inilah mengapa secara fisik, kita menemukan perbedaan antara Orang Manggarai dengan Orang Sikka dan Lamaholot.

Oleh: Felix Tena Longa - dari berbagai sumber.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url