Struktur Sosial Sebagai Bangunan Abstrak Sebuah Masyarakat

Pengantar Struktur Sosial

Kelompok manusia hidup dalam suatu kenyataan yang lebih dikenal dengan sebutan Struktur Sosial. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan alasan-alasan mengapa ada kekhasan atau kekhususan dalam setiap masyarakat dan pola-pola hubungan antar anggota kelompok dalam masyarakat itu sendiri. Pada kesempatan ini, AquGuru  akan memaparkan Struktur Sosial sebagai Bangunan Abstrak Sebuah Masyarakat.

struktur sosial memberikan bentuk dasar pada sebuah masyarakat. Orang Jepang tertib mengantri karena struktur sosialnya yang sangat menekankan kedisiplinan
"Mengantri" adalah ekspresi budaya dan merupakan salah satu bentuk ekspresi struktur sosial sebuah masyarakat

Struktur sosial perlu dipelajari agar kita mendapatkan wawasan tentang perilaku manusia bukan sebagai individu tetapi sebagai anggota masyarakat.

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siwsa-siswi mampu:

  1. Mendeskripsikan unsur-unsur struktur sosial
  2. Mendeskripsikan ciri-ciri struktur sosial
  3. Mengidentifikasi tahapan-tahapan perkembangan struktur sosial berdasarkan cara anggota masyarakat dalam memperoleh makanan
  4. Mendeskripsikan peran dan kedudukan struktur sosial

“Struktur Sosial” adalah istilah yang relatif baru dalam ilmu sosial dan menjadi topik studi yang populer pada abad ke-19. Karl Marx dan Max Weber adalah dua ilmuan sosial yang mulai mempopulerkan istilah ini. 

Lewat istilah ini mereka mengembangkan teori tentang bagaimana dan mengapa manusia hidup bermasyarakat dan bagaimana pengaruh masyarakat itu terhadap manusia. Teori-teori yang mereka kembangkan masih dipelajari dan menjadi rujukan-rujukan ilmuan sosial hingga saat ini.


Pengertian Struktur Sosial

Stuktur sosial merupakan gabungan dari dua kata; struktur dan sosial. Secara etimologis, kata struktur berasal dari kata Latin structum artinya menyusun atau membangun sebuah gedung. Menurut KBBI, struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun, susunan atau bangunan. Sedangkan sosial berarti masyarakat.

Dengan demikian, secara etimologis atau harafiah, Struktur Sosial berarti cara bagaimana suatu masyarakat tersusun sehingga menghasilkan sebuah susunan atau bangunan masyarakat. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa struktur sosial mengacu pada hubungan timbal balik antara posisi sosial dengan peranan sosial. Sementara Talcot Parsons berpendapat bahwa struktur sosial merupakan keterkaitan antara manusia. 

Struktur sosial mengacu pada cara bagaimana suatu masyarakat diatur oleh suatu pola hubungan yang bisa diperkirakan sebelumnya. Perkiraan itu dapat dilakukan karena pola-pola hubungan antar individu atau antar kelompok dibentuk oleh norma-norma sosial yang sudah disepakati bersama. Norma itu mengatur perilaku sosial dan posisi sosial seseorang. Para ilmuan sosial melihat bahwa stuktur sosial merupakan hasil pengaturan “perundingan”, di mana para anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan norma-norma yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota.


Unsur-Unsur Struktur Sosial

Dari perbandingan di atas, kita dapat melihat bahwa struktur sosial terbentuk karena beberapa unsur.

Pertama: Individu

Kata individu berasal dari kata individuum ( bahasa Latin ), artinya tidak terbagi. Dalam pengertian psikologi sosial dan sosiologi, individu berarti manusia perorangan, kesatuan yang terbatas. Berhadapan dengan manusia lain,di satu sisi, individu mempunyai keunikan tersendiri, dan di sisi lain, dipengaruhi oleh factor-faktor sosial di luar dirinya. Dalam kehidupan sosial, manusia mengalami proses sosialisasi agar dapat menjadi anggota masyarakat dan proses individuasi untuk meningkatkan ciri-ciri individualitasnya agar bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri, otonom dan mengambil peran sosial yang disediakan masyarakat.

Kedua: Kelompok 

Ketika individu berkumpul dengan individu yang lain, akan terbentuk kelompok. Kelompok sosial adalah kumpulan dari beberapa individu yang memiliki norma, nilai dan harapan bersama serta berinteraksi satu sama lain secara sadar. Kelompok sosial memainkan peranan penting dalam struktur sosial. Sebagian besar interaksi sosial terjadi dalam kelompok sosial dan anggota kelompok soail sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma kelompok. Sebuah masyarakat merupakan gabungan dari beberapa kelompok, baik kelompok kecil – seperti keluarga-keluarga, maupun kelompok besar – seperti kelompok suku atau agama. Proses dan pola hubungan antara kelompok sosial sangat mempengaruhi kualitas struktur sosial.

Ketiga: Nilai dan norma 

Nilai mengacu pada segala sesuatu yang baik yang terdapat dalam seluruh aspek hidup manusia, sesuatu yang berharga dan berguna sehingga harus diperjuangkan atau diusahakan. Sedangkan norma adalah aturan atau kaidah yang yang mengatur perilaku individu dalam mencapai suatu nilai tertentu dan dalam hubungannya dengan orang lain. Perilaku umum suatu masyarakat amat terkait dengan nilai dan norma ini.

Keempat: Kelas

Kata kelas digunakan untuk mendefinisikan kelompok-kelompok individu yang memiliki status atau posisi yang sama. Kelas tersebut dapat berupa keturunan, pekerjaan ataupun kekayaan. Ketika kelas-kelas diberi peringkat satu terhadap yang lain, akan disebut hierarki. Dalam kehidupan sehari-hari hierarki ini memberi pengaruh pada pola hubungan antar individu, misalnya pola hubungan antar atasan dengan bawahan, pola hubungan antara penguasa dengan rakyat atau pola hubungan antara anak dengan orang tuanya.

Kelima: Stratifikasi

Dalam pengertian sosiologi, stratifikasi adalah “ketidaksetaraan yang dilembagakan dan suatu sistem hubungan sosial yang menentukan siapa mendapatkan apa dan mengapa” ( Kerbo, 2003, hal. 12 ). Hal ini mengandung arti bahwa ketidaksetaraan itu mendapatkan pengakuan masyarakat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri.

Keenam: Status dan peran

Menurut perspektif sosiologi dan psikologi sosial, setiap individu dalam kehidupannya sehari-hari bertindak menurut kategori-kategori sosial yang didefinisikan; misalnya sebagai ibu rumah tangga, sebagai guru, sebagai menager dan sebagainya. Kategori yang didefinisikan itu disebut Status dan Peran. Status dan Peran sosial terdiri dari seperangkat hak, kewajiban, harapan, aturan-aturan dan perilaku yang harus dipikul oleh seorang individu. Suka atau tidak suka, individu harus bertindak sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan perannya. Panggung sandiwara adalah sebuah ungkapan yang sering digunakan untuk menjelaskan teori peran ini.

Ada beberapa hal yang terkait dengan Status dan peran: pertama, Status dan Peran terkait dengan pembagian tugas atau kerja dalam masyarakat. Status dan peran sosial mencakup perilaku yang wajib dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan sesuai dengan norma-norma yang diterima umum, yang menentukan harapan peran. Kedua, ketika individu mengambil status dan peran tertentu, ia akan dinilai; bila menjalankan status dan perannya sesuai dengan harapan, ia akan diberi imbalan. Sebaliknya, bila tidak menjalankan status dan perannya sesuai dengan harapan, ia akan diberi hukuman.

Ketujuh: Lembaga sosial

Lembaga sosial menyangkut pola keyakinan dan perilaku yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan sosial dasar, seperti kebutuhan kelangsungan keturunan ( keluarga ), kebutuhan akan keamanan dan ketertiban sosial ( pemerintah ), kebutuhan-kebutuhan fisik ( ekonomi ) dan sebagainya.


Ciri-ciri Struktur Sosial

Dari penjelasan yang dikemukakan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang terkait dengan struktur sosial:

Struktur sosial bersifat Statis dan Dinamis. 

Statis artinya tetap, tidak mudah bergerak atau berubah. Sifat statis struktur sosial ditemukan dalam kenyataan adanya unsur-unsur sosial yang relatif stabil dan tidak mudah berubah.

Sedangkan sifat dimanis ditemukan dalam kenyataan adanya unsur-unsur sosial yang mengalami perubahan yang sangat cepat, misalnya pola dan bentuk komunikasi pada jaman teknologi informasi dewasa ini.

Dalam masyarakat, menciptakan perubahan pada unsur-unsur tertentu sama sulitnya dengan membatasi perubahan di bidang lain.

Struktur Sosial bersifat Abstrak. 

Sebagai bangunan sosial, struktur sosial berbeda dengan struktur bangunan yang terlihat jelas. Meskipun tidak terlihat, keterkaitan antar unsur-unsurnya sangat mempengaruhi proses sosial suatu masyarakat dan memberikan ciri khusus pada masyarakat tersebut.

Struktur Sosial mencakup Dimensi Vertikal dan Horisontal. 

Dimensi vertikal terkait dengan kanyataan bahwa sebuah masyarakat terbentuk atas kelompok-kelompok individu yang memiliki status atau posisi yang berbeda, sebuah “ketidaksetaraan yang dilembagakan dan suatu sistem hubungan sosial yang menentukan siapa mendapatkan apa dan mengapa” ( Kerbo, 2003, hal. 12 ). Hal ini mengandung arti bahwa ketidaksetaraan itu mendapatkan pengakuan masyarakat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri. Dimensi vertikal masyarakat lebih dikenal dengan istilah Stratifikasi Sosial.

Sedangkan dimensi horizontal terkait dengan kenyataan bahwa seluruh individu dalam sebuah masyarakat bisa dimasukkan dalam kelompok-kelompok dengan posisi yang sama atau sederajat berdasarkan kategori tertentu. Dimensi horisotal ini lebih dikenal dengan Istilah Diferensiasi Sosial.


Kedudukan dan Peran Struktur Sosial

struktur sosial memiliki pengaruh besar bagi anggota masyarakatnya
Berdesak-desakan dan tidak memberikan akses bagi orang lain seperti yang diperlihatkan gambar di atas adalah salah satu ekspresi nilai dan norma yang dianut masyarakat kita


Struktur sosial sebuah masyarakat lahir dan berkembang seiring dengan masyarakat tersebut. Gerhard Lenski menciptakan suatu skema struktur social yang standar berdasarkan subsistemnya, atau cara bagaimana orang-orang dalam masyarakat itu memperoleh makanan.

Menurutnya, struktur sosial suatu masyarakat berkembang menurut skema: masyarakat pemburu dan pengumpul ( Food Gathering ) – masyarakat bercocok tanam ( Food Producing ) – masyarakat industri – masyarakat pasca-industri. Sebagian besar negara modern saat ini telah masuk dalam kategori masyarakat post-industri.

Sebetulnya perkembangan masyarakat yang dikemukakan Lenski di atas tidak hanya menyangkut cara memperoleh makanan tetapi juga hal-hal yang terkait dengan unsur-unsur sosial yang lain. Secara umum, dengan mempelajari sturktur sosial kita dapat menemukan beberapa kenyataan penting yang terkait dengan struktur sosial:

1. Struktur sosial memberikan bentuk dasar pada sebuah masyarakat 

Bentuk masyarakat yang dapat dilihat atau diamati sangat dipengaruhi oleh struktur dasarnya, terutama oleh nilai-nilai dan norma sosial dan tingkat keanekaragaman kelompok sosialnya. Karena alasan ini, maka kita bisa menemukan jawaban mengapa ada perbedaan antar masyarakat, misalnya perbedaan antara masyarakat desa dengan masyarakat kota, atau antara kalangan terpelajar dengan kalangan rakyat biasa.

2. Struktur sosial berfungsi sebagai pengawas sosial

Pengawas di sini dimaksudkan sebagai  penentu pikiran, tindakan dan perilaku individu. Individu tidak bisa seenaknya bertindak di luar batas yang bisa ditolerir masyarakat. Ia harus menyelaraskan pikiran dan tindakannya dengan pikiran dan tindakan kolektif masyarakatnya.

3. Struktur sosial berfungsi sebagai sistem pengaturan tata kelakuan individu sebagai anggota masyarakat

Setiap individu dalam kehidupannya sehari-hari bertindak menurut kategori-kategori sosial yang didefinisikan; misalnya sebagai ibu rumah tangga, sebagai guru, sebagai menager dan sebagainya. Setiap individu yang menyandang status tertentu harus menjalankan Peran Sosialnya atau menyelaraskan perilakunya dengan kategori-kategori tersebut. Misalnya, sebagai seorang guru, individu harus bertindak layaknya seorang guru seperti yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat. Seorang ibu harus bertindak layaknya seorang ibu, dan sebagainya.

4. Struktur sosial berfungsi sebagai pengaturan pola hubungan antar anggota masyarakat

Karena status dan peran bersifat publik, maka struktur sosial juga mengatur pola hubungan antar anggota masyarakat terkait dengan status dan peran tertentu; misalnya bagaimana pola hubungan antar atasan dengan bawahan, pola hubungan antara penguasa dengan rakyat atau pola hubungan antara anak dengan orang tuanya. Pengaturan pola hubungan itu kita temukan pada masyarakat manapun. Misalnya di kalangan masyarakat Jawa tradisional, seorang abdi dalem harus bertutur kata menggunakan bahasa Jawa halus ketika berhadapan dengan majikannya, atau seorang bawahan harus menaruh hormat yang lebih pada atasannya.

5. Struktur sosial berfungsi sebagai indikator kekuatan suatu masyarakat

Tingkat kekokohan masyarakat itu ditentukan oleh legitimasi nilai dan norma sosial, tingkat homogentitas kelompok sosial, tingkat dan pola interaksi serta mobilitas geografis masyarakat yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat homogenitas, pola interaksi serta mobilitas geografis masyarakat yang bersangkutan semakin kokoh struktur sosial masyarakat tersebut.

Demikianlah beberapa informasi terkait dengan struktur sosial sebagai bangunan abstrak sebuah masyarakat.Tidak seperti bangunan fisik yang terlihat dan dapat dicerap secara inderawi, struktur sosial adalah sebuah bangunan sosial yang terbentuk karena berbagai elemen serta proses sosial di antara elemen tersebut. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url