Sejarah Pulau Flores dan Kekayaan Pariwisatanya


Sejarah Pulau Flores dan Kekayaan pariwisatanya. Semenjak komodo dragon ditetapkan sebagai salah satu The Seven Wonder of Nature, Flores menjadi semakin dikenal orang. Rupanya banyak orang mencari, "Terletak di manakah habitat asli komodo dragon itu?" Pada kesempatan ini AquGuru akan memaparkan Flores, pulau yang penuh potensi wisata alam, pantai, kehidupan bawah laut serta budaya dan religi. 

topografi pulau flores kombinasi antara deretan bukit, lembah, ngarai dan aliran sungai-sungai kecil
View persawahan milik masyarakat di Flores Barat. Semakin ke timur, Flores didominasi oleh tumbuhan jenis palem dan padang savana
Foto: travelfish.org

Ya, Taman Nasional Komodo, secara geografis berada di Kabupaten Manggarai Barat - Flores barat. Bahkan komodo dragon ditemukan juga di daratan Flores, di sekirat daerah Wae Wuul, Wolo Tado dan Riung


Bukan Hanya Komodo

Begitu menginjakkan kaki di Flores, cerita tentang keindahan pulau itu akan tersaji di hadapan Anda. Topografi dengan paduan lembah, ngarai, kelokan sungai-sungai serta deretan bukit-bukit menyajikan pemandangan yang memanjakan mata.

topografi pulau flores kombinasi antara deretan bukit, lembah, ngarai dan aliran sungai-sungai kecil
Kekhasan topografi Flores. View alam Flores dengan latar belakang G. Inerie - Ngada 
foto: Flores Idn

Di bagian barat, kondisi alamnya hijau, terdapat beberapa area hutan hujan tropis yang padat dan penuh dengan satwa yang unik seperti beberapa jenis burung serta curah hujan yang cukup tinggi. Semakin ke timur kondisinya semakin kering karena curah hujan yang rendah dengan didominasi pohon-pohon berjenis palma, yaitu pohon lontar dan padang savana.

Di pulau ini, wisatawan tidak saja bisa melihat komodo di habitat aslinya yang tersebar di beberapa area, baik yang ada di Komodo, Rinca dan Padar maupun di daratan Flores. Wisatawan juga bisa menemukan  keindahan lain yang melekat dengan pulau Flores itu sendiri.

Bisa dipastikan, datang ke Flores akan membuat wisatawan menemukan objek wisata yang komplit. Pantai yang indah, gugusan pulau-pulau kecil dengan kehidupan bawah laut yang komplit, danau-danau unik serta warisan budaya yang masih terawat baik. 

topografi pulau flores kombinasi antara deretan bukit, lembah, ngarai dan aliran sungai-sungai kecil
Kombinasi laut, dataran dan gunung, tipikal pesisir Pulau Flores. 
foto: Lionmag

Begitu pula dengan keramahan penduduknya. Orang Flores dan NTT umumnya adalah penduduk yang sangat ramah, bisa menerima perbedaan dan hidup bersama orang lain yang berbeda budaya, agama serta latar belakang lainnya. Bahkan sebuah survey telah menempatkan NTT sebagai propinsi dengan tigkat toleransi tertinggi di Indonesia.


Sejarah Pulau Flores

FLORES adalah nama untuk pulau yang terletak di gugusan kepulauan Sunda Kecil ini. Dalam catatan Negara Kartagama, pulau itu disebut Nusa Gede, sebelah barat Nusa Solot. yang sekarang disebut Pulau Solor. 

Menurut Pater Piet Petu SVD, pada zaman dulu, penduduk setempat lebih mengenal pulau mereka dengan nama Nusa Nipa atau Pulau Ular karena bentuknya yang seperti ular. 

Sedangkan Flores adalah nama asing, dari rumpun bahasa Latin, tepatnya dari bahasa Portugis. Dari manakah asal nama ini?
topografi pulau flores kombinasi antara deretan bukit, lembah, ngarai dan aliran sungai-sungai kecil
Batu Payung di Tanjung Bunga - Flores bagian timur. Nama Flores berawal dari persinggahan armada dagang Portugis di sini tahun 1512

Dalam perjalanan menuju pusat rempah-rempah dunia, Maluku, pelaut Portugis, di bawah komando  S.M Cabot, tahun 1512, mendarat di ujung timur Nusa Nipa, di sebuah tanjung, yang akhirnya ia namakan cabo da flores ( cabo artinya tanjung dan flores artinya bunga ). Tempat itu sampai sekarang disebut Tanjung Bunga. 

Ada dua versi tentang penamaan Flores. Versi pertama, seperti yang dikatakan oleh Antonio de Abrau. Dikatakan, ketika pelaut Portugis mendarat di ujung timur, di sebuah tanjung Nusa Nipa, mereka melihat daratan itu dipenuhi oleh pohon flamboyan yang sedang berbunga. Versi kedua, cabo da flores mengacu kepada pemandangan yang ditampilkan oleh tanjung yang memang indah tempat mereka mendarat. 

Dari tempat pertama orang Eropa mendarat inilah, Gubernur Hindia Belanda - tahun 1636, pemimpin penjajah selanjutnya setelah Portugis, meresmikan nama "Flores" untuk pulau yang berada di kepulauan Sunda Kecil ini. 

Nama yang lebih indigenious sebetulnya adalah Nusa Nipa; ( gabungan dua kata nusa artinya tanah/pulau dan nipa artinya Ular )

Nusa Nipa mengandung beberapa makna: 
  • Sekilas kita lihat di Peta Indonesia Pulau Flores itu memanjang seperti ular dengan bagian ujung timur Pulau Flores hampir bebentuk spiral.
  • Dilihat dari kekayaan alam dan banyak hutan masih yang dilindungi, tidak menutup kemungkinan bahwa banyak ular di dalam pulau ini.
  • Adanya Kepercayaan dari penduduk setempat yang meyakini bahwa  Ular merupakan Nenek Moyang Masayarakat Nipa. Kepercayaan itu seperti tanda atau simbol seperti ketika sedang menanam padi dan di situ ada ular dipercaya bahwa hasil panennya akan banyak dan berlimpah.

Walaupun Nusa Nipa tampaknya lebih filosofis, nama itu kalah populer dengan nama Flores. Ini terjadi karena Flores lebih go internasional ( Barat ) daripada Nusa Nipa yang lebih mengekspresikan local wisdom.  

Saat ini nama Nusa Nipa nyaris tak terdengar selain untuk nama sebuah perguruan tinggi swasta di Maumere, Flores bagian timur. 


Warisan Pulau Flores

Flores itu penuh dengan sejarah unik. Di tanah ini pernah hidup gajah raksasa. Rupa-rupanya keberadaan gajah di Flores belum mengalami kepunahan ketika manusia modern keturunan homo sapiens tiba di nusa nipa.

Di tanah ini juga pernah hidup manusia purba - Homo Floresiensis yang fosilnya di temukan di Liang Bua - Manggarai, Flores Barat. Penggalian yang dilakukan di lembah Soa - memperlihatkan keberadaan hobit, manusia purba Flores itu juga terdapat di Flores bagian tengah. 

museum bikon blewut, menelusuri jejak peradaban dan eksistensi nusa nipa pulau flores
Bikon Blewut, museum tempat jejak peradaban dan eksistensi Pulau Flores tersimpan.
foto: line today

Untuk Mencari tahu tentang Sejarah dan kebudayaan Flores, kita bisa mengunjungi Museum Blikon Blewut yang di STFT Ledalero, Kab. Sikka. Museum ini sudah berdiri sejak 1949,oleh P. Theodor, SVD dimana ia melakukan penelitian lapangan bersama teamnya. 

Sebagian besar barang yang ada dalam museum ini berkat penemuaannya kemudian museum ini dinamakan BIKON BLEWUT oleh Pater Piet Petu, SVD pada Tahun 1983 dan menjadi salah satu tujuan para wisatawan asing dimana museum ini menyimpan sejarah purbakala. Dimana ditemukan sejumlah fosil dahulu kala yang menyimpan sejuta misteri tentang Flores.















Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url